Suara Masyarakat Anti Diskriminasi
SOMASINEWS.COM SULSEL, Musim Emas PSM tercipta lewat pemain-pemain yang luar biasa meski pada awalnya kurang diperhitungkan
Sejak menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia musim 1999-2000, Laskar Ayam Jantan dari Timur mengalami pasang surut.
Khusus di musim awal Era Liga 1 Indonesia, dua musim berturut-turut Pasukan Ramang harus menangis kecewa karena gagal juara secara menyakitkan.
Suporter setia PSM pasti merasakan kesedihan, kekecewaan tapi tetap bangga kepada para Punggawa PSM di musim 2017 dan pada musim 2018. Di mana pada 2 musim itu Tim Juku Eja nyaris menjuarai Liga 1 namun selalu kandas pada pertandingan pamungkas alias di pekan terakhir.
Setelahnya, 2 musim beruntun menjadi musim terburuk PSM, 2019 finis di peringkat 12, bahkan pada musim 2021-2022 PSM nyaris terdegradasi dan bertengker di urutan ke-14.
Hanya saja PSM berhasil menjuarai Piala Indonesia pada musim 2018-2019.
Dan tangisan pemain dan suporter pada 4 musim, khususnya musim 2018 yang sangat membekas di hati para pecinta PSM, musim ini terbayarkan dengan tangisan haru, tangisan kebahagiaan karena TROFI JUARA LIGA 1 akhirnya bisa diraih dengan perjuangan, REAL PERJUANGAN.
Dan lebih berkesannya lagi, Gelar Juara dikunci oleh Skuad Besutan Bernardo Tavares di kandang lawan. Di mana pada musim-musim sebelumnya PSM dijuluki Tim Jago Kandang atau Tim Seri Terbanyak di laga Tandang, sekarang mereka menjawab itu dengan kemenangan di kandang lawan yang sekaligus sebagai kunci juara meski masih menyisakan 2 laga.
Selamat buat PSM Makassar…
Semoga Indonesia tidak terkena Banned dari FIFA supaya kita bisa menyaksikan PSM kembali bersaing di level internasional (*)