Tak Punya Gedung di Bawah Pohon pun Jadi Tempat Kegiatan Belajar Mengajar Siswa SMPI Yayasan Attadhomunul Islam Al-Baidhowi

Suara Masyarakat Anti Diskriminasi 

SOMASINEWS.COM SAMPANG-Banyak harapan dari seorang guru untuk mencetak murid atau anak didiknya agar menjadi kader bangsa yang berintelektual. Begitu juga seorang siswa yang pada umumnya mempunyai keinginan agar merasa nyaman dan aman pada waktu belajar.

Namun, sungguh miris apa yang dirasakan oleh seorang guru dan siswa ataupun santri di Yayasan Attadhomunul Islam Al-Baidhowi. Tepatnya di Dusun Seddang, Desa Pelanggaran Barat, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Pasalnya, potret pasca terjadinya bencana yang menimpa yayasan sekolah tersebut, guru dan siswa ataupun santri harus rela melakukan kegiatan belajar mengajar di luar ruangan dengan bernaung dibawah pohon.

” Iya bang betul, murid SMPI juga belajar diluar ruangan di bawah pohon kayak gini,” ungkap Sulaiman, seorang guru Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) di Yayasan Attadhomunul Islam Al-Baidhowi, saat dikonfirmasi media ini. Minggu 08/01/2023.

Kendati demikian kata dia, kondisi belajar mengajar di SMPI tersebut tetap berjalan. Namun, di alihkan ke halaman pengasuh.

“Karena memang tidak ada tempat lagi bang, ada juga sebagian yang di bilik-bilik pondok dan rumah pengasuh,” terangnya.

Dijelaskan juga olehnya, bahwa Yayasan Attadhomunul Islam Al-Baidhowi tersebut mengelola 3 lembaga diantaranya: Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA), Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI).

“Lembaga itu multi fungsi bang, pagi di pake SMP, sore di pake TPQ dan MDA, sedangkan TPQ dan MDA naungan kemenag, sedangkan SMPI naungan dinas pendidikan,” paparnya.

“Saya berharap kepada Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, agar segera memberikan bantuan kepada sekolah kami. Agar proses belajar mengajar bisa berjalan normal lagi guna untuk mencetak kader bangsa yang berintelektual, dan juga harapan saya adalah agar mendapat perhatian lebih dan prioritas dari kemenag agar santri kami tidak terlantar akibat gedung kami roboh,” harapnya.

Sementara itu, Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Edi Subinto, menanggapi hal tersebut pihaknya mengatakan bahwa kejadian tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya melalui mekanisme pengajuan atau laporan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang. Sebab menurutnya, kalau Disdik bersifat normatif melalui mekanisme pengajuan atau usulan dari lembaga atau yayasan kepada pimpinan untuk di rencanakan ditahun mendatang, karena Disdik tidak memiliki anggaran yang katagori bencana.

“Kalau SMPI nya dibawah pembinaan Disdik Sampang. Namun, kejadian itu bisa termasuk katagori bencana sehingga kemarin sudah kita sarankan untuk melaporkan ke pimpinan dengan tembusan disdik dan BPBD dan alhamdulillah sudah dilakukan. Kita sudah koordinasi dengan BPBD dan menunggu proses lebih lanjut,” terangnya.

Lebih lanjut, Edi Subinto berharap kepada semua guru dan siswa di yayasan tersebut untuk bersabar dalam menghadapi musibah yang dialami saat ini.

“Atas nama Disdik Sampang ikut prihatin atas peristiwa tersebut. Mengingat peristiwa tersebut tidak ada yang menyangka, maka bagi guru dan siswa untuk bersabar memahami kondisi yang ada dan mengikuti petunjuk dan arahan dari pengurus Yayasan selaku pengelola atau penyelenggara pendidikan di yayasan tersebut,” pungkasnya.

Perlu diketahui, menurut informasi yang dihimpun media ini bahwa bencana tersebut di akibatkan oleh intensitas hujan yang sangat tinggi sampai berlangsung empat hari empat malam. Tanda-tanda bencana sejak Minggu 01 Januari 2023, dengan retakan ringan di tanah dan dinding bangunan. Dan pada sore harinya retakan tanah dan dinding tambah parah. Kemudian, pada hari Senin 02 Januari 2023, tanah mulai ambruk kedalam sekitar 3 meter dan bangunan nyaris roboh. Setelah itu, pada tanggal 06 Januari 2023 pada jam 17.00 WIB perkiraan di guyur hujan yang berlangsung sekitar 1 jam. Lalu pada jam 23.22 WIB robohlah bangunan tersebut yang mengakibatkan bunyi keras sekitar 1,5 km, kalau terkait korban jiwa Alhamdulillah tidak ada.

Pewarta: Adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan