Suara Masyarakat Anti Diskriminasi
SOMASINEWS.COM LAMPUNG BARAT, Aksi nyata Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Kabupaten Lampung Barat yang selama ini digadang-gadang sebagai ‘Juru Selamat’ nyatanya tidak lebih dari omong kosong belaka. Sejauh pengetahuan, kinerja tim gabungan ini juga hanya banyak berkutat pada urusan yang ‘katanya’ Operasi Tangkap Tangan (OTT-red) oknum awak media dan LSM yang diduga melakukan pemerasan terhadap para pejabat korup. Kesan tebang pilih kasih juga sangat kentara dari mereka yang memiliki wewenang untuk mencegah Angkara murka dan menciptakan rasa keadilan di masyarakat.
Ketua Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GRAK) Lampung, Chaidir, menyebut jika dugaan pungutan liar dalam realisasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Pekon Tembelang dan Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) yang telah memakan korban hingga ratusan masyarakat merupakan sebuah tamparan keras bagi kinerja Tim Saber Pungli Kabupaten Lampung Barat.
Bagaimana tidak, kendati telah menelan banyak korban dengan nilai kerugian yang luar biasa besar, nyatanya tidak juga mendapat respon dari aparat terkait. Bahkan para pemain didalamnya masih bersantai ria dalam memeras keringat masyarakat kecil.
“Apalagi persoalannya? korbannya banyak, nilai tarikannya mencapai Rp600.000 hingga Rp700.000 per buku dan jelas itu tidak sesuai ketentuan yang ada. Kenapa belum bertindak? Apalagi yang mau ditunggu?,” tanya Chaidir.
Alumni Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) angkatan pertama ini juga mengatakan jika semestinya pihak Tim Saber Pungli dapat lebih cepat menindaklanjuti persoalan seperti ini, sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan. “Didalam Tim Saber Pungli itu kan banyak unsurnya termasuk Inspektorat daerah didalamnya, bukan hanya masalah penindakan yang harus dilakukan tetapi langkah pencegahan semestinya lebih diutamakan sehingga tidak harus menunggu ada korban dahulu baru ada action,” tambahnya.
Chaidir juga menilai jika semestinya Tim Saber Pungli dengan instrumen yang ada, bisa lebih dahulu mencium adanya potensi pelanggaran dalam realisasi Program PTSL di Pekon Tembelang dan Pekon Bumi Hantatai. “Rasanya jadi aneh dan sedikit amis kalau awak media dan LSM dengan akses terbatas bisa lebih cepat menemukan masalah ini ketimbang mereka yang memiliki akses dan instrumen lengkap, apalagi ini kejadiannya dalam dua Pekon di satu kecamatan,” urainya.
Pria yang aktif di bidang Indepth Reporting ini juga membandingkan kinerja Tim Saber Pungli hanya terlalu fokus pada bidang yang disebut Operasi Tangkap Tangan (OTT) dimana selalu menyasar para oknum awak media dan LSM yang diduga melakukan pemerasan terhadap oknum pejabat korup.
“Tidak masalah kegiatan yang katanya ‘OTT’ itu dilakukan selagi sesuai dengan marwahnya, selama tidak ada unsur Kolusi dan Nepotisme didalamnya. Tapi selama ini bagaimana, sebelum dilakukan operasi sebelumnya mesti sudah ada koordinasi antara pihak pemberi dengan Tim Saber Pungli, lalu kalau yang demikian itu, agak keliru kalau namanya OTT, tapi lebih mengarah kepada OJB alias Operasi Jebakan Bajing,” seloroh Chaidir.
Bagi Chaidir, Tim Saber Pungli Lampung Barat tidak perlu merasa berbesar kepala dengan capaian tangkapan maupun pengungkapan yang dilakukan jika menyangkut persoalan yang merugikan masyarakat banyak seperti Pungli PTSL ini tidak mampu mereka tangani. “Bukan bicara kuantitas, tapi bagaimana kualitas pekerjaan yang dilakukan bisa menimbulkan rasa keadilan dan menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Penulis. Hela