Suara Masyarakat Anti Diskriminasi
Persibar-Somasinews.com Sekolah Dasar Negeri 109 Krui, tepatnya di Pekon Cahaya Negeri, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, Para Pelajar atau Tenaga Pendidik tidak dapat melangsungkan kegiatan KBM secara optimal di sekolah, karena Gedung Sekolah rusak parah.
Pasalnya, Prasarana Penunjang utama seperti Ruang Kelas atau Gedung SDN 109 Krui sudah 2 tahun ini, Tepatnya sejak tahun 2019 bangunan sekolah mulai dari Plafon hingga atap ruangan yang terbuat dari rangka baja mengalami kerusakan atau bolong di sapu angin.
Meski telah lama mengalami kerusakan, dan di usulkan oleh pihak sekolah setiap tahunnya untuk di Perbaiki, namun hingga kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesisir Barat terkesan tutup mata terkait kerusakan yang terjadi di SDN 109 Krui.
Jika sebelumnya pelajar dari Kelas I sampai VI masih bisa melangsungkan KBM dengan menggunakan tiga (3) lokal, itupun 1 ruangan dibagi untuk 2 kelas dengan disekat triplek. Dikarenakan kondisi gedung sekolah sebagai penunjang utama yang kian parah dan tidak mendapat tanggapan dari Instansi terkait, tepatnya sejak tiga minggu yang lalu, sebanyak 50 pelajar di SDN 109 tidak dapat menuntut ilmu di sekolah mereka.
Sehingga sejak pertengahan awal bulan maret 2021 , Kegiatan Belajar Mengajar secara Tatap Muka di SDN 109 krui saat ini menumpang di Tempat Pengajian Alquran (TPA) dan Rumah Warga yang berada di sekitar sekolahan dan rumah-rumah warga sekitar.
Kepala sekolah SDN 109 Krui, Fahrurrozi mengatakan kepada sejumlah awak media, Kegiatan KBM di sekolah ini sudah berlangsung sejak setengah tahun silam tetapi dari 6 lokal yang ada, hanya terpakai 3 lokal, itupun di sekat – sekat.
” Setelah semakin parah rusaknya 3 lokal yang tersisa, sekitar tiga minggu yang lalu maka kami selaku pihak sekolah melakukan musyawarah dengan Dewan Guru dan komite, lalu kita mengajukan ke Dinas Pendidikan agar KBM tatap muka di lakukan di rumah rumah warga, ” Jelas Fahrurrozi.
Dari Seluruh ruangan yang ada, Fahrurrozi mengatakan hanya tersisa 1 ruangan yang bisa terpakai, itupun difungsikan untuk kantor.
Pihak sekolah telah memberitahukan kerusakan ini kepada Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah ini mengaku telah berupaya untuk mengusulkan perbaikan atau membangun ruang baru untuk gedung sekolah. akan tetapi hingga kini belum terwujud, ” setiap tahun sudah kita usulkan untuk segera di perbaiki tetapi kita hanya di minta untuk menunggu,” Ungkapnya.
Di tempat terpisah, Aza Bakri Murid SDN 109 Krui menyampaikan keluh kesahnya saat belajar di rumah atau di TPA, selain ruangan yang sempit menurut Bakri dirinya merasa tidak nyaman dibandingkan saat belajar di sekolah.
Bakri bersama teman – temannya berharap agar sekolah mereka segera di perbaiki, ” Udah 3 minggu belajar di sini, karena sekolahan kami rusak jadi enggak bisa belajar di sekolah, kalo disini belajarnya tempat nya kurang nyaman dan sempit, kami kepengen sekolah cepet di bagusin, biar bisa belajar di sekolahan lagi,” Ucap Bakri sambil terbata bata.
Laporan : Helayati