Kawan….jangan terlalu sombong mengatakan aku hidup tanpa mengurus orang lain, hidup tanpa ada kepentingan…..
Ingat manusia itu songpolitikum makhluk sosial dia tak akan bisa hidup normal tanpa manusia lainnya….
contoh saya kasi’ :
Apakah tukang jahit bisa hidup tanpa mengurus baju orang lain ?
Apakah guru bisa menjadi guru tanpa mengurus murid ?
Apakah seorang tukang batu bisa hidup tanpa mengurus bangunan orang lain ?
Apakah seorang pemimpin dan pemerintah bisa hidup tanpa mengurus rakyat ?
Apakah polisi hidup tanpa mengurus para pelanggar ?
Apakah LSM bisa hidup tanpa melakukan pantauan dan klarifikasi ketika ada masyarakat berkeluh kesah ?
Apakah wartawan bisa hidup tanpa menulis dan tayang ?
Apakah Advokat bisa hidup tanpa mengurus klien ?
Apakah kontraktor bisa hidup tanpa kegiatan ?
Apakah imam bisa hidup tanpa mengurus Ma’mun ?
Jadi harapan saya bijak disetiap pekerjaan orang karena jika tidak bijak maka hidupmu sebenarnya lebih susah dari mereka yang mengurus orang lain….
Karena hidup tanpa mengurus orang lain maka saya yakini kamu pusing lebih pusing dari orang yang mengurus orang lain, dan dipastikan hidup kamu tidak aktive bekerja.
Orang berbicara tentang diri saya baik dari perilaku terpujiku maupun perilaku tidak terpujiku saya kira itu wajar saja, itu bukti bahwa saya sudah bersosial dilingkungan saya sangat hidup dan aktive……
Yang menjadi masalah adalah tak mau menerima koodrat orang lain…..
Yang perlu pula kita pahami jangan menaruh cinta jika tak berani di benci, dan jangan berani menaruh benci jika tak mau dicintai karena cinta dan benci, senang dan bahagia sangat tipis antaranya yaitu antara otak kiri dan otak kanan,kalbu dan hati, nafas dan jasad, hidup dan mati.
By. mukhawas